Kajian Islam (Isra’ Mi’raj)

SEMARANG – Hari Jum’at,  18 Maret 2021 jam 13.00 – 15.00 WIB, Himpunan Mahasiswa Jurusan Kebidanan Semarang telah mengadakan acara kajian islam dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj dengan tema “Melalui Semangat Isra’ Mi’raj Membentuk Karakter Mahasiswa Religius” dengan pembicara Ustadzah Lulu Susanti, S.Pd.I., M.Ag. Acara kajian islam ini dihadiri oleh mahasiswa aktif Jurusan Kebidanan Semarang dan juga terbuka untuk masyarakat umum.

whatsapp-image-2021-03-24-at-09-27-19

Kajian Islam ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom. Acara dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari Ketua Jurusan Kebidanan Semarang oleh Ibu Sri Rahayu, S.Kp,Ns, S.Tr.Keb, M.Kes. Kemudian dilanjutkan dengan pembicara Ustadzah Lulu Susanti, S.Pd.I., M.Ag serta dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Sebelum Isra’ Mi’raj disebut dengan ‘Aamul Huzni yaitu yang berarti tahun duka cita yang dikaitkan dengan peristiwa dakwah Rasululah yang ditolak oleh kaumnya.  Isra’ berarti berjalan dari Mekkah ke Madinah. Perjalanan Isra’ berlaku dengan jasad dan ruh, dalam keadaan Rasulullah SAW sadar dan bukan di dalam mimpi sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an Surah Al- Isra’ ayat 1.

Mi’raj yaitu perjalanan Rasulullah SAW dari Al-Quds menuju ke tujuh lapis langit dan terus ke Sidratul Muntaha. Perjalanan Mi’raj juga berlaku dengan jasad dan ruh, dalam keadaan Rasulullah SAW sadar dan bukan mimpi. Nabi SAW naik dari satu langit ke langit lain dan disambut oleh para Nabi di setiap lapis langit. Pada langit ke-tujuh inilah Rasulullah SAW mendapat perintah mengenai yang awalnya diperintahkan dengan shalat 50 waktu, kemudian semakin dikurangi dan akhirnya menjadi 5 waktu.

Jarak Masjid Haram – Al Aqsha jika naik pesawat membutuhkan waktu 1,52 jam dan jika naik unta membutuhkan waktu 2 bulan. Setelah peristiwa Isra’ Mi’raj banyak yang menganggap peristiwa ini tidak benar, dan banyak yang keimanan semakin goyah. Akan tetapi, jika diyakini dan dipercayai dengan keimanan mengenai peristiwa ini maka semakin menambah keimanan.

Malaikat Jibril berhenti mengiringi Nabi SAW ketika sudah berada di pintu Sidratul Muntaha, yakni Nabi SAW naik seorang diri ke Sidratul Muntaha yang sebelumnya tidak ada seorang pun yang diizinkan oleh Allah SWT untuk masuk ke Sidratul Muntaha. Rasulullah SAW juga melihat surga, neraka, dan Baitul Ma’mur. Lalu Rasulullah SAW kembali ke Quds dan selanjutnya ke Mekkah pada malam yang sama dengan membawa pengalaman mu’jizat dan perintah mengenai shalat 5 waktu.

Hikmah dari adanya peristiwa Isra’ Mi’raj yaitu :

  1. Isra’ Mi’raj yaitu perjalanan atau peristiwa keimanan, percayai dengan keimanan dan pahami dengan logika.
  2. Semakin bertambah keimanan kita, maka seorang muslim menjadi mu’min, dan seorang mu’min menjadi muhsin.
  3. Perintah shalat 5 waktu, perbaiki wudhu dan perbaiki serta menjaga shalat (tidak hanya shalat wajib, perbanyak juga shalat sunnah). Serta dengan shalatpun bisa memperbaiki akhlaq.

            Dalam Kitab Azzawajir susunan Ahmad bin Hajar Alhaitami, hadits Rasulullah SAW 5 kemuliaan orang shalat yaitu dihindarkan kesempitan hidup, dihindarkan siksa kubur, diberi kitab amalnya dengan tangan kanannya, berjalan di atas shirat bagaikan kilat, dan masuk surga tanpa hisab. Kemudian 6 siksa dunia jika tidak shalat yaitu dicabut berkah umurnya, dihapus tanda orang salih dari mukanya, tiap amal yang dikerjakan tidak diberi pahala oleh Allah (orang yang lalai dalam shalatnya, seperti lalai dalam waktu), tidak dapat bagian do’a orang-orang sholihin, dan termasuk bagian orang yang ingkar (kafir).

 “Maksimalkan dan kuatkan potensi kita dengan menuntut ilmu, bermuhasabah, dan memperbanyak ibadah karena Allah SWT mencintai hamba yang kuat daripada hamba yang lemah.”

“Jangan pernah tinggalkan shalat karena ada jutaan manusia di dalam kubur yang ingin dihidupkan kembali hanya untuk bersujud kepada Allah SWT.”

“Bila gelisah bertambah resah”

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *